Perspektif Jihad Hingga Problem Syi`ah.




Saya bukanlah orang yang termasuk maniak dalam berteriak jihad, sehingga aneh jika harus pergi jauh-jauh ke TimTeng
atau semisalnya untuk supaya berjihad ria, sedangkan di Indonesia saja ladang jihad masih terbuka lebar, baik jihad bil`ilmi maupun jihad nafsi. Tapi bukan kemudian phobia hingga takut dan mundur tatkala ada seruan untuk berjihad, terlebih menghadapi Syi`ah yang semakin hari bikin greget.

Bukan juga orang yang mudah-mudah dalam hal takfir, karena masalah pentakfiran itu dikembalikan kepada Allah dan RasulNya, yang apabila terindikasi, maka wajib untuk mengkafirkannya, bukan membelanya, itupun setelah tepenuhi bermacam syarat, dari iqaamah hujjah alaihi, atau mungkin sekedar dibodohi.

Berbeda dengan Syi`ah, mereka bukanlah kafir biasa seperti Hindu< Buda, atau semisalnya. Tapi adalah golongan yang telah keluar dari Islam dan berhak mendapat hukum riddah yang asalnya ialah bunuh. Ini dimuthlakan kepada keumuman syi`ah, bukan kepada perindividu yang hanya termakan omongan dedengkotnya.

KArena kita harus bersiap, sedang mereka telah bersiap dalam bermacam hal, baik teori maupun fi`li. Sedang kita selain membela dengan ilmu serta bayyinah, tapi juga perlu qowiyyah, bukan malah menggangap enteng kemudian hanya memprioritaskan umuurud dunyawi berupa harta yang tak dibawa mati, itu memang penting, tapi lebh dari itu ialah tarsiikhul ilmi wal yaqin, kemudian bersiap baik dengan jihadnafsi, syaithoni, ataupun harbi dalam melawan bermacam musuh Islam yang dalam selimut seperti Jil< Syi`ah yang bagi mereka membunuh ahli sunnah adlah berbuah pahala berlimpah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTARA NU, WAHHABI dan SYI`I