Bid`ah Secara Naluri
Adat
dan tradisi dalam islam memiliki kedudukan yang dianggap dan
di
perhatikan, bahkan termasuk kaidah hukum yang hendak diamalkan,
`'al`adah muhakkamah."
Tapi tatkala hal itu lebih diutamakan, daripada syari`at yang telah ditetapkan, sedang hal tersebut menyelisihi syariat, tentu merupakan sebuah kesalahan yang patut diluruskan.
Bagaimana cemburunya baginda yang mulia, tatkala beliau telah menyampaikan islam dan mengamalkan sepenuhnya, seluruhnya, tanpa sedikitpun menyembunyikan atau bahkan menambahkan , sedang Ummatnya jauh diujung sana di Nusantara, bangga dengan sebuah tradisi yang bertentangan dengan sunnah nabi.
Karena jikalau itu ibadah, tetntu sudah diwariskan dari kanjeng nabi secara sanadi, tapi tidak satupun ada penukilan bahwa beliau ataupun sahabatnya mati diyasini dll.
Dan jika ini tradisi, maka apasih tujuan dari tradisi tersebut, jauharnya apa? Apa sekedar baca doa tanpa berharap pahala dan surga? atau sekedar kumpul biasa agar tambah akrab sesama?
Mari buktikan? Jumatan dari yasinan ganti albaqorohan, full dari awal hinnga akhir, yang mati jangan diYasinin tapi ganti alkafirun, almunafuqun, aljin dan semisalnya, yang hamil, dari surat yusuf atau maryam, ganti al-an`am atau annaml.
Karena ibadah bukan sekedar doa-doa, atau segala macam puja, tapi harus ikhlas untuk Tuhannya dan sesuai tuntunan Nabinyab (mutaba`ah.) Bahkan yang jelas ikhlas, jelas mutaba`ah, tapi darah dan hartanya haram, masih tersendat untuk diijabah, lalu bagaimana dengan yang mengamalkan sebuah tradisi yang mukhalif sunnah nabi, lantas berharap surga dan jauh dari neraka?
Various; Credit By:
Tapi tatkala hal itu lebih diutamakan, daripada syari`at yang telah ditetapkan, sedang hal tersebut menyelisihi syariat, tentu merupakan sebuah kesalahan yang patut diluruskan.
Bagaimana cemburunya baginda yang mulia, tatkala beliau telah menyampaikan islam dan mengamalkan sepenuhnya, seluruhnya, tanpa sedikitpun menyembunyikan atau bahkan menambahkan , sedang Ummatnya jauh diujung sana di Nusantara, bangga dengan sebuah tradisi yang bertentangan dengan sunnah nabi.
Karena jikalau itu ibadah, tetntu sudah diwariskan dari kanjeng nabi secara sanadi, tapi tidak satupun ada penukilan bahwa beliau ataupun sahabatnya mati diyasini dll.
Dan jika ini tradisi, maka apasih tujuan dari tradisi tersebut, jauharnya apa? Apa sekedar baca doa tanpa berharap pahala dan surga? atau sekedar kumpul biasa agar tambah akrab sesama?
Mari buktikan? Jumatan dari yasinan ganti albaqorohan, full dari awal hinnga akhir, yang mati jangan diYasinin tapi ganti alkafirun, almunafuqun, aljin dan semisalnya, yang hamil, dari surat yusuf atau maryam, ganti al-an`am atau annaml.
Karena ibadah bukan sekedar doa-doa, atau segala macam puja, tapi harus ikhlas untuk Tuhannya dan sesuai tuntunan Nabinyab (mutaba`ah.) Bahkan yang jelas ikhlas, jelas mutaba`ah, tapi darah dan hartanya haram, masih tersendat untuk diijabah, lalu bagaimana dengan yang mengamalkan sebuah tradisi yang mukhalif sunnah nabi, lantas berharap surga dan jauh dari neraka?
Various; Credit By:
Komentar
Posting Komentar