Takut Kepada Allah


Suatu hari Amiirul Mu'miniin Umar ibn Al-Khattab berjalan bersama Abu Ubaidah Al-Jarrah radhiyallahu anhuma. Di tengah jalan mereka berdua bertemu dengan seorang wanita, yaitu Khaulah bint Tsa'labah radhiyallahu anha. Lantas Khaulah berkata “Wahai Umar! Aku masih ingat saat dulu engkau dipanggil Umair (Umar Kecil.) Saat engkau masih menakut-nakuti
anak-anak lainnya di Pasar Ukaz. Hingga akhirnya engkau di panggil Umar dan kini engkau dipanggil Amiiriul Mu'minin. Maka bertakwalah engkau kepada Allah hai Umar! Ketahuilah karena Allah akan menanyakan tentang kepemimpinanmu. Bagaimana engkau mengurus rakyatmu?”

Maka umar pun menangis sejadi-jadinya. Hingga Abu Ubaidah pun menegur Khaulah karena bersikap kasar kepada Umar. Namun lantas dicegah oleh Umar sendiri “Biarkan dia wahai Abu Ubaidah! Karena sesungguhnya ia adalah seorang wanita yang perkataannya didengar oleh Allah dari langit ketujuh. Maka aku lebih pantas untuk mendengarnya.”

Diantara nama-nama-Nya yang mulia adalah Al-Bashir, Yang Maha Melihat. Dia melihat segala sesuatu, besar maupun kecil. Dia melihat apa yang ada di bawah bumi dan apa yang ada diatas langit, dan apa yang ada di dalam lautan paling dalam sekaligus.

Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segalanya dan dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An'am 103)

Dia mengetahui pandangan mata yang berkhianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS. Ghafir:19)

Di suatu malam yang lain Umar mendengar seorang wanita tua berkata kepada putrinya “Nak.. Campurlah susu jualan kita dengan air!”
Maka sang putri berkata “Tidakkah engkau tahu wahai ibundaku? Sesungguhnya Khalifah Umar melarang hal tersebut.”
Sang ibu pun menukas “Dimanakah Umar sekarang? Dia tidak melihat kita.”
Namun jawaban putri beriman tersebut sungguh mengharukan “Jika Umar tidak melihat kita, Maka sesungguhnya Tuhannya Umar melihat kita ibunda...”

Suatu hari Ibn Umar bertemu seorang budak penggembala di sebuah padang pasir. Lalu Ibn Umar menguji pemuda tersebut dengan mengatakan ingin membeli seekor dombanya.
Namu jawab budak tersebut “Aku sudah diberi kepercayaan oleh majikanku.”
Ibn Umar pun semakin tergoda untuk mengujinya dan berkata “Katakan saja bahwa seekor dombanya telah dimakan serigala.”
Namun jawaban budak yang hatinya telah dipenuhi rasa takut kepada Allah tersebut sungguh mengejutkan kita “Lantas apa yang harus kujawab nanti dihadapan Allah?' Apa yang harus aku jawab? Jika aku katakan kepada majikanku bahwa dombanya telah dimakan serigala, namun apa yang akan aku jawab dihadapan Allah?”

“Apa yang harus aku jawab? Disaat mulutku terkunci dan semua anggota tubuhku akan berbicara?”

Pada hari itu lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi terhdap apa yang dahulu mereka kerjaka.” (QS. An-Nuur:24)
Lantas Ibn Umar pun menangis, kemudian mengutus seseorang untuk membebaskan pemuda itu dan berkata “Perkataanmu itu telah membebaskanmu di dunia ini. Aku memohon kepada Allah agar membebaskanmu ketika engkau bertemu denga-Nya.

Perhatikanlah! Budak penggembala tersebut mengatakan dengan penuh keimanan dan merasa diawasi oleh Allah “Apa yang harus aku jawab kepada Allah?'' Lantas kemanakah contoh-contoh ini dalam kehidupan kita? Kemanakah keimanan dalam hidup kita? Kemanakah jejak-jejak kebaikan dalam keseharian dan ibadah kita?

Jika engkau ingin mengetahui tingkat keimananmu, maka perhatikanlah dirimu dikala sendiri.. Perhatikalah dirimu dikala sendiri! Karena iman tidak datang hanya dengan shalat dua rakaat dan puasa disiang hari. Namun ia datang dengan perjuanganmu melawan hawa nafsu.

Demi Allah..! Tidaklah Yusuf alaihi salam memperoleh kebahagiaan dan kedudukan yang tinggi melainkan karena ia mampu menundukkan hawa nafsunya.

Dan orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.” ( An-Nazi'at:40-41.)

Dan termasuk tujuh golongan yang akan mendapat naungan disaat tidak ada tempat bernaung selain naunganNya ialah “Seseorang yang berdzikir kepada Allah dan mengingatnya dalam kesendirian, hingga kedua air matanya pun mengalir.” Dan golongan lainya “Seorang yang digoda oleh wanita cantik dan berkedudukan namun ia berkata:Sesungguhnya aku takut kepada Allah.”

Subhanallah...! Katakan AKU TAKUT KEPADA ALLAH....!
Khalid Ar-Rasyid

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTARA NU, WAHHABI dan SYI`I